Dengan nama Allah,
Yang maha pengasih dan penyayang...


Kalau kalian perhatikan di jurnal-jurnal aku sebelumnya. Aku selalu mencampurkan bahasa Indonesia dengan sedikit Ingris disana-sini. Bisa dibilang, itu sudah jadi ciri khas aku. Walau kadang aku merasa aneh dan agak kurang yakin kalau cara penceritaan seperti ini sudah oke atau tidak.

Aku tidak ingat kapan cara penulisan seperti itu mulai aku pakai. Tidak disengaja, dan tidak terencana, tiba-tiba sudah melekat dan selalu aku pakai ditiap postingan. Kita punya paling gak satu garis pembeda dengan orang lain. Dan menurut aku, ini milikku.



Setelah membaca karya-karya penulis Ika Natassa dan C. Simamora, aku merasa tidak sendirian. Tuhan, terimakasih ternyata aku bukan orang aneh. *nyengir* Dengan catatan, aku masih amatir sekali dalam dunia tulis-menulis. Jadi yah.. masi perlu banyak sekali belajar.

Jadi kali ini, aku mau mencoba sesuatu yang agak beda. Atau sudah pernah aku lakuin, tapi aku lupa. Ah, sudahlah. Aku akan menulis dengan bahasa Indonesia, tanpa ada selipan kata-kata dalam bahasa inggris sama sekali. Termasuk pendahuluan diatas. Bisa dibilang ini bentuk penghargaan aku untuk ulang tahun Republik Indonesia yang ke 69 kemarin! Dirgahayu.. <3

Mari dimulai.
Klik dibawah ya! :)

Dari kategorinya, sudah jelas dong ya kalau aku akan cerita tentang hal yang paling banyak dihebohkan kaum hawa, selain kosmetik dan cowok. Berat badan? haha..

Setelah masa puasa dan lebaran berlalu, aku sadar kalau pola makan aku amburadul. Semua teori dan kebiasaan baru yang muncul setelah masa-masa diet lalu, hilang begitu aja. Selamat datang diri ku yang dulu, saat dimana makanan jadi penghilang kebosanan dan pereda stres. Lampu merah banget!! Harus segera dihentikan.

Beruntung partner tandem aku -Ms.Dewinner- sedang dalam kondisi dan kesadaran yang sama. Dia dengan Proyek Diet Pra-Ulang Tahun nya, dan aku dengan kekecewaan atas kemunduran ku setelah masa-masa kemenangan itu. Mari kita, perbaiki! :D

Program ini sebenarnya sudah aku jalanin, seminggu yang lalu. Dan hasilnya, tidak terlalu mengecewakan. 0,6 kilo dalam waktu seminggu bisa dibilang satu pencapaian yang tidak begitu memalukan untuk diposting.

Memasuki minggu kedua, yaitu besok. Aku bakal terapin metode baru lagi. Kalian jadi saksi, kalau seminggu dari sekarang, aku berhutang satu postingan dimana aku menceritakan perkembangan metode baru itu.

Yaitu, diet rendah kalori. Lagi.
Berat badan aku saat ini, kalau dikonversikan itu sekitar 125 lbs, target akhir aku 93 lbs. Masih perlu waktu lama. Tapi aku mau raih itu perlahan, agar hasilnya juga maksimal. Kalori yang aku konsumsi dalam seminggu, berjumlah 500! Rendah ya, tapi bisa. Pasti!



Ini sebenarnya hal yang paling aku benci dari diet-diet aku sebelumnya, menghitung kalori makanan. Mirip-mirip gangguan Obsesif Kompulsif itu deh kalau menurut aku. Bukan maksud aku orang yang menghitung kalori makanannya itu ada gangguan obsesif kompulsif, tapi aku orangnya praktis. Jadi hal seperti ini, bisa bikin aku tambah gila -walau sebenarnya udah agak-. Yang sederhana ajalah.

Artinya, konsumsi lima ratus kalori itu tidak akan saklek binti pasti. Mungkin beda beda tipis, atau tebal. Ini hanya ancang-ancang untuk aku agar porsi makanan dan cemilan bisa berkurang.

Kita ketemu seminggu lagi untuk perkembangan selanjutnya.
Doakan turun lima kilo ya. Haha.. apadeh.

Kalau kamu, pasti bisa. Semangat ya!

..
.

Jurnal Minggu Kedua

Posted on

18 August 2014

Leave a Reply